NAMA GUE "MPOK" MERCY

NAMA GUE "MPOK" MERCY
TULISAN-TULISAN GUE GOKIL BIN DODOL, COZ GUE MPOK MERCY.. manttaaappp...!!!!!!

MPOK YANG BATAK... MPOK YANG HORASSS...!!!!

GUE ADALAH CERMIN YANG SEBENARNYA...

GUE BERKARYA KARENA GUE MASIH HIDUP. DAN AKAN TERUS BERKARYA SELAMA GUE MASIH HIDUP..*yee kalo udah metong gimana mau berkaryanyaa....GEPLAK...!!!hihihi

ADA DUA SISI DALAM HIDUP GUE ..*efek bintang GEMINI kalee yeee...

GUE HEPI JADI " MPOK" HIDUP GUE PENUH DENGAN TERTAWA, KEGOKILAN, IDE-IDE TOLOL DALAM OTAK CERDAS GUE, DAN MATERI-MATERI GELOO YANG GAK BAKALAN BERHENTI GUE TULIS DAN... KIRIM..*pliss gue gokil tapi gak toloolll...weiittceeee... i am smart ladyy...cieeee

PEREMPUAN HITAM YANG CANTIK BIN GOKIL..ITS ME

WELCOMING HOME...

Kamis, 17 Desember 2009

AIR MATA

" Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertaMu, terpujilah Engkau di dalam Surga dan terpujilah buah tubuhMU Yesus. Santa Maria Bunda Allah, Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami amin.. Amin. "

Namaku Maria, aku berdoa sambil terus menangis. Lafalan doa yang berair, air yang tumpah dari sudut matanya yang merah. mata dan hatinya meradang. mata dan hatinya berair. malam ini jadi ikut berair, sementara air juga jatuh dari muka langit, membuat tenggelam muka jalan.

Aku terus berdoa, sambil terus menangis. Sendiri.

Air mata itu berjalan.
Dari kamar mandi yang gelap, ke kamarku yang gelap, kamar yang lampunya mati.

Air mata itu berjalan.
Dari pintu kamarku yang tidak berkunci, ke jendela yang tidak bertirai, jendela yang membiarkan air bercampur angin ikut masuk ke dalam.

Air mata itu berjalan, sesuai rasa perih yang mulai menggigit.
Air mata itu masuk ke dalam air yang baru saja dituang ke dalam gelas, dan ikut masuk ke dalam kerongkongan yang kering.

Air mata itu, mulai membuat basah Rosarioku yang terjepit di sela - sela jarinya.
biji - biji rosario dari satu sampai ke sepuluh itu basah.

Air mata itu berjalan dari bibir maria yang biru kedinginan, badan maria yang menggigil, karena air mata itu sekarang sudah bercampur dengan air yang ada di dalam bak mandi maria,
air yang membuat badan maria tenggelam, bersama rosario di tangan, dan doa di mulut..

Air mata itu air mata maria.
air mata yang bernama kepedihan dan duka nestapa.
air mata yang tumpah dari jiwa yang terbelah.

air mata dan badanku warnanya hitam, cuma warna rosarionya saja yang menyala, di dalam ruangan yang dari tadi sudah gelap.

air mata maria, menggantikan air mata mama yang menangis di ruang tamu, melihat anak ketiganya dipukuli anak bungsunya.
adik bungsu yang kehilangan kendali, sehingga dia jadi sampai hati. adik bungsu yang berhasil membuat iblis ketawa kesetanan, karena berhasil membuat manusia jadi gila.

lafalan doa - doa itu membungkam duka yang semakin lara.
aku tidak sanggup, menahan air yang menderas alirannya daru ujung mata ke ujung hatiku.
air mata yang menempel di daster biru tua, bercampur daki dan kotoran dari dalam hidungku.
air mata yang menempel di dinding kamar, karena muka sempat ditempelkan di sana juga.

rumahku malam ini banjir air mata.
kamarku malam ini banjir air mata.

kamar si bungsu malam ini membengkak, karena sakitnya berawal dari sana, membuat basah semua yang kering.

kamar kakak ketiga malam ini berduka, mengingat perih luka di punggung terkena air mata.

sementara, kamar mama jadi kamar tidak bertuan, kering dan dingin seperti makam, karena air mata mama bercampur dengan air mataku bergerak pindah dari ke ruang tamu.
ruang tamu yang juga dibiarkan gelap, sama hitamnya seperti luka.
sedih mama tinggal di sana, dipojok sofa, sendiri tertidur sambil muka ditutup telapak tangannya.
muka tidak terlihat, tapi nada perihnya keluar dari mulutnya mengisi ruangan.
aku melihat mama dari bawah tangga.

mama pasrah, badannya jadi santapan para nyamuk.
nyamuk - nyamuk, yang bahagia mendapatkan santap malam.
kasihan mamaku.
bisa habis darahnya dihisapi terus,
bisa habis air matanya jika keluar terus,
bisa habis sabarnya jika ditantang terus.
aku masih berdiri dan lafalan doa ini buat mama.

aku liat Bunda di sudut ruang, temaram yang terang tidak mengaburkan pandangan badan, membuat terpekur mata menghadapMu, seraya sambil meminta ampun.

langkah berjalan hampiri kerut yang tertidur itu, kerut yang lantas aku cium, kerut yang basah karenaku.
wanita yang sudah menua, harusnya tidak boleh diganggu air mata.
aku cuma ingin melihat kerut itu tertawa, tawa yang sama percis, seperti ketika kerut itu menyambut kehadiran seorang bayi munigl laki - laki yang menangis keras di pangkunya.
kerut yang akhirnya bernama nenek itu.

langkah berjalan hampiri foto yang terpaku di dinding, foto dengan muatan cahaya temaram, tapi cukup terlihat jelas, senyuman yang sangat aku kenal.
foto bapak dan abangku yang sekarang terpangku.
foto bapak dan abangku yang sekarang mulai basah.
romantisme masa lalu yang mulai hadir mengisi benak, yang penuh kenangan indah.

dulu, kalau sudah tumpah air mataku, abang yang berlagak semacam badut menggodaku.
sekarang, badut itu sudah tidak bergerak di dalam frame foto.

dulu, kalau sudah tumpah rasa sedihku, aku seperti tuan puteri yang bergelayut manja di bahu bapak.
sekarang, bahu itu tidak tersentuh lagi, dan tuan puteri sudah tidak bisa manja lagi.
tuan puteri ini, harus bisa menahan air matanya di depan mama dan adik.
tapi siapa yang menjaga tuan puteri ?
kalau saja, satu di antara kalian ada di depanku, pastilah akan aku curi bahu itu tempat kepalaku dan air mata.
menahan duka dan luka.
luka karena capek tidak berbalas.

langkah ini bergerak ke kamar,
sambil aku punguti tetes demi tetes air mata yang berserakan di ruang tamu, yang aku kumpulkan dan buang ke dalam tempat sampah.
aku mau buang luka yang kotor.
ingin rasanya aku tegakkan badan mama yang meringkuk kikuk.
menjauhiny dari air mata.

sudah jam 2 pagi, tapi aku masih menangis dan berdoa.
aku terima cahayaMU Tuhan, lewat jari - jemariku yang tidak berhenti bergerak.
berusaha menahan kantuk yang menggoda.
terlalu pedih untuk bisa sekedar tidur.

ingin sekali malam ini aku menari, walaupun tarian dari lagu yang teramat sedih.
ingin sekali ada gerak yang terbangun dari jiwa dan badan yang kaku menahan luka.
tarian seorang lara.
tarian jiwa yang luka.
tarian untuk mama
tarian untuk adikku yang berdosa.
tarian terpidana yang gagal.

akhirnya aku menari dengan irama dari dalam hati, sambil menyanyi aku berteriak,
" aku seorang kakak yang bukan seperti seorang kakak, aku seorang anak yang tidak seperti seorang anak "
kakak yang tidak sukses.
anak yang tidak berbakti.
bukti kuat, terlihat di tangis mama.
aku tidak berani menggantikan air matanya dengan bahagiaku,
tidak berani atau tidak bisa ?

malam ini, si duka dan nestapa bersahabat dan besitegang dengan bahagia dan suka cita, mencapai tempat paling atas.
kenapa tidak bisa bertukar tempat saja ?
bahagia dan suka cita buat mama
si duka dan nestapa buat aku saja.
tidak tahan melihat mama berduka, dan si adik yang semakin berdosa.

aku capek..
aku mau tidur

sekarang sudah subuh, aku tahu, dari bunyi adzan yang mampir di telingaku.

aku lelah
aku mau bermimpi

sekarang sudah harus tidur, karena bunyi ayam berkokok sudah semakin nyaring,
gila.
berapa lama aku menangis ?
berapa lama aku berdoa ?
berapa lama aku tidak berjumpa terang ?

mungkin kalau aku tidur, air mata ini akan cepat pergi, dan tidak mengikuti sampai bermimpi.
tidak boleh
mimpi itu cuma punya aku.
aku tidak mau ada air mata dalam mimpi

aku mencoba tidur sambil tetap tidak melepas jepitan rosario di jari-jariku.
rosario yang mulai mengering basahnya.

baru saja mata ini menyambut kedatangan mimpi,
aku menyambut suara ketukan di pintu
malas rasanya.

aku hampiri pintu yang melahirkan wajah
wajah yang bertahun - tahun aku kenal
wajah yang keluar dari rahim mama juga

wajah itu bermata yang membengkak
berlari memeluk aku dan memberi air mata lagi di pagi hari, katanya,
" maafkan adek kak... ampuni aku... "

aku lihat wajahnya.
aku cium pipinya.
bagaimana mungkin aku tidak memaafkan perempuan yang terlahir satu rahim dari mama.
kami berdua tersenyum,
dan melupakan dulu untuk tidur, karena harus pergi memeluk mama.

semoga ini air mata duka mama yang terakhir.







the end

( untuk siapapun perempuan yang bernama ibu / mama )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar