NAMA GUE "MPOK" MERCY

NAMA GUE "MPOK" MERCY
TULISAN-TULISAN GUE GOKIL BIN DODOL, COZ GUE MPOK MERCY.. manttaaappp...!!!!!!

MPOK YANG BATAK... MPOK YANG HORASSS...!!!!

GUE ADALAH CERMIN YANG SEBENARNYA...

GUE BERKARYA KARENA GUE MASIH HIDUP. DAN AKAN TERUS BERKARYA SELAMA GUE MASIH HIDUP..*yee kalo udah metong gimana mau berkaryanyaa....GEPLAK...!!!hihihi

ADA DUA SISI DALAM HIDUP GUE ..*efek bintang GEMINI kalee yeee...

GUE HEPI JADI " MPOK" HIDUP GUE PENUH DENGAN TERTAWA, KEGOKILAN, IDE-IDE TOLOL DALAM OTAK CERDAS GUE, DAN MATERI-MATERI GELOO YANG GAK BAKALAN BERHENTI GUE TULIS DAN... KIRIM..*pliss gue gokil tapi gak toloolll...weiittceeee... i am smart ladyy...cieeee

PEREMPUAN HITAM YANG CANTIK BIN GOKIL..ITS ME

WELCOMING HOME...

Minggu, 20 Desember 2009

SAHABAT YANG PERGI

Malam ini, tidurku terganggu karena sebuah pesan yang tertinggal di inbox ym. Pesan yang membuat aku menunda tidur kembali, pesan yang membuat aku menunda mimpi yang tadi memanggil, dan pesan yang membuat jantung ini hampir saja terlepas.


Amel sahabatku itu, menulis pesan sambil menangis, katanya padaku barusan saja,


mas Yongki meninggal dunia setengah jam yang lalu .


aku membalas pesannya yang kembali dibalas dengan air matanya.


meninggal ? kenapa ?






jatuh dari tempat tidur.




Masih ceritanya Amel, katanya setelah kritis, Yongki masih sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi terlambat, nyawanya sudah terlebih dahulu terlepas, berlari mengejar pangkuan Bapa di surga..




Ya Tuhan, bahkan belum lengkap seminggu aku bertemu dengan Yongki, pertemuan yang belum menghasilkan apa - apa, pertemuan yang harusnya menyisakan peer akan pertemuan yang berikutnya, yang mudah - mudahan berarti.


Apakah aku sekarang sedang bermimpi ?


aku menahan nafas, sambil mengirimkan pesan itu, dan masih terus menahan nafas, setiap kali amel, menulis kata- katanya yang dikirimkan ke aku.


chattingku penuh kata - kata yang berairmata.




Amel sedih sekali, nampak jelas dari goresan kata - kata dalam pesan - pesannya di ym. Sangat terpukul, kalau saja aku bisa menggambarkan kesedihannya, hampir sama dengan kesedihan waktu aku kehilangan ayahku, sama percis sakitnya.


buat Amel, yonki memang bukan hanya sekedar seorang manager( dari artis yang belum terkenal seperti amel ) tetapi lebih jauh lagi, yongki adalah saudara, yongki adalah kakak.


Mereka sangat dekat.


aku yakin sekarang Amel mencari bahu tempat bersandar, karena pemilik bahu itu sekarang sudah pergi selamanya, meninggalkan kenangan sebuah kepala yang kerap bersandar, kalau gelisah sudah mulai menghampiri Amel dan kepalanya.




Ingin rasanya aku dan badanku menghampiri Amel dan mempersembahkan bahu dan dadaku untuk di hampiri kepala amel, yang sekarang terasa begitu berat sekali, dan aku akan menghapus air matanya dengan air mataku. Air mata yang tertular dari air matanya.




Sunguh malam yang berduka. Duka yang bicara lewat kepergian seorang sahabat, keprgian yang begitu tergesa, baru kemarin malam mengecap bahagia pada malam, sekarang sudah menelan kepedihan pada malam. Amel bahkan membutuhkan waktu beberapa menit, untuk kembali bersandar pada kenyataan, bahwa sahabatnya itu memang sudah pergi, ini nyata bukan mimpi. Bukan mimpi yang direkayasa. Tuhan penulis skenario kisah duka ini.




Amel tidak bisa meminta janjinya yongki, bahwa dia akan selalu setia dan menjaga amel sampai mati, ternyata yang menjaga terlalu lemah untuk bertahan, dan pergi terlebih dahulu dari pada yang di jaga. Amel harus kuat, jangan sampai keduanya lemah tidak terjagai lagi.




Amel betul - betul shock.




Karena, dia-lah perempuan yang sekaligus adik dan sekaligus patner kerja yang akan dijaganya sampai mati. Walaupun banyak kesempatan untuk bisa menodai hati, tapi cuma dia lelaki seorang di antara beribu lelaki yang tidak memanfaatkan kesempatan itu.


Bagaimana mungkin Amel bisa percaya atas semua ini, kalau baru saja kemarin, dia bicara terlalu panjang dan terlalu lebar pada sambungan telepon dengan yongki.


bicara dengan yongki sampai dua jam lamanya.


bicara dengan yongki yang curhat tentang masa lalunya.


bicara dengan yongki tentang cinta di masa lalunya, bicara tentang masa lalunya yang berisi cinta. cinta yang membunuh. cinta yang tidak berpihak padanya.


Yongki sedih atas nama cinta itu.


masa lalu cinta yang tidak berujung.




( kalau saja, cintanya yongki itu tahu, bahwa sekarang lelaki yang meminta cintanya itu sekarang sudah berpindah tempat, tepat di samping Bapa )




Sebagai seorang sahabat, Amel berusaha untuk menenangkan Yongki yang bicara di telepon sambil terus menahan gelisah. Amel bilang seperti ini, " sudahlah mas, lebih baik, lupakan dan bawa pergi kisah cinta itu dan kuburkan " setelah itu dia menahan nafas, aku tahu. dia memang menahan nafas, kerena pesan yang harusnya masih bersambung, dia sudahi begitu saja tanpa titik di belakang kata, sampai akhirnya, dia pun kembali berkirim kabar, katanya dalam sms seperti ini.




Bagaimana mungkin, bahwa pada kenyataannya sekarang, Yongkilah yang sudah terkubur. Terkubur bersama masa lalunya. Terkubur bersama cinta pada masa lalunya. terkubur masa lalunya bersama dengan jasadnya.


jasad tanpa cinta.


tanpa cinta sampai mati.


mati tidak bercinta.


tragis.




aku menerima dan membaca pesan - pesan amel itu, sambil berlinangan air mata.


masih dalam tulisan amel di pesanku itu, pesan yang bercerita tentang sebuah harapan dalam hidup. Harapan akan sebuah kemajuan dalam hidup. kemajuan yang terus bergerak maju dalam hidup.

Ada rencana amel ingin membangun sebuah perusahaan bersama yongki, bercinta dalam perusahaan yang dibangun bersama. Perusahaan yang dibangun atas nama cinta. Cinta seorang sahabat pada sahabatnya yang lain.

seorang sahabat yang baru saja pergi itu, dulu pernah berjanji akan selalu bersama selamanya, bahkan pernah terlontar dari mulut amel ke mulut yongki, bahwa katanya mulut itu pernah berkata, bahwa tidak akan lama lagi seorang sahabat akan mengalami hal yang paling indah di dalam hidup. Kebahagiaan hidup. Mulut itu berkata sambil terus mengulum senyum, dia yakin bahwa bahagia akan menjadi milik mereka berdua, di sela - sela pikiran yang gelisah akan masa lalunya.


tapi senyum yang akhirnya menjadi senyum yang terakhir. kata akhirnya cuma jadi kata yang terakhir.


dia memang akhirnya bahagia, tetapi bukan bersama amel ( sahabatnya ),

tetapi bukan bersama perusahaan yang ( bahkan ) belum berdiri itu, bahagia itu belum sempat dinamai. Tapi bahagianya adalah bahagia dipeluk dan dipangku oleh sahabat yang lain, sahabat yang lebih Agung dan luar biasa. sahabat yang tinggalnya jauh di sana, di istana di sebuah negeri di atas awan, negeri putih, di mana seorang sahabat akan hidup dengan selalu tersenyum.
negeri dimana, kita tidak bisa datang, walaupun hanya untuk sekedar bersilatuhrahmi saja.
Tempat tinggal, dimana kita semua juga akan tiba di sana, hanya belum sampai pada waktunya untuk ada di sana sekarang, cuma bisa bersiap diri saja.
Sementara untuk yongki, Tuhan sudah memberikan kunci kamarnya.
" Selamat datang di Surga," begitu ucap Tuhan, memberi kata sambutannya, dan tidak terlalu lama, datanglah berpuluh - puluh malaikat dengan jubah putih bersih dan kemilaunya juga semerbak wangi, memegang tangan sahabat kami itu, dan membawa dia pergi dengan ulasan senyum. Senyum terakhir yang manis.
Kami melihat lambaian tangan itu untuk terakhir kalinya, juga sambil mengulas senyum. Senyum terakhir yang teramat manis.
( masih saling berbalas sms )
Aku bertanya pada amel, apakah yongki mengidap sebuah penyakit yang berat, yang menungkinkan memiliki akibat yang fatal, apabila sedang kambuh ?
dengan cepat amel menulis sesuatu pesam di layar handphonenya dan segera menekan tombol send. TIDAK.
Jadi memang Tuhan sudah memaku usianya hanya sampai di sini, selebihnya kamu sudah menjadi milik AKU, itu katanya.
Bahkan janjiNYA pada kita, adalah bahwa kita tidak boleh ketakutan pada kematian, karena pada dasarnya sebuah kematian adlah proses kembalinya kita ke pangkuan BApa tercinta di surga, kembalinya Anak Tuhan kepada Bapanya di surga. Titipan yang sudah selesai waktunya.
Aku tahu yongki berbeda Tuhan, bukan tidak bertuhan. Memiliki Tuhan, tapi tidak tahu berjalan. Arahnya gelap. Amel bilang, kalau yongki sempat mengatakan, bahwa dia percaya kehadiran Tuhan, ya paling tidak itu memudahkan dia untuk memiliki kunci kamarnya di surga, dari pada sam sekali tidak percaya dan mengakuiNYA.
Amel senang, karena seorang sahabat bisa pergi dengan membawa kepercayaan terhadap Tuhan. Semoga semakin cepat antriannya menuju ke gerbang surgawi.
kami berdua, masih terus kerasukan berbalas pesan lewat handphone, dan melewati malam yang semakin beranjak pergi. Aku masih tetap menemani Amel, yang masih tidak percaya, pada apa yang sudah pergi. Memang harus ada yang pergi terlebih dahulu, untuk membuktikan apakah betul surga itu ada, surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Semoga surgalah tujuan akhir yongki, bukan malah dibelokkan arahnya. ke tempat yang panas.
Dan sekarang, pesan sudah berhenti, suara amel, terdengar jelas di telinga.
" sudahlah amel. aku tidak kuat mendengar tangismu yang berulang, aku yakin yongki juga tidak suka mendengar raungan itu "
" tapi aku sedih "
" aku tahu. sedih yang tidak perlu meraung, kasiahan dia.. tersendat jalannya "
dari seberang sana, aku tidak mendengar lagi isak itu, lebih sunyi dengan nafas yang mulai kembali teratur.
sekarang, aku merasakan ada damai di seberang sana, ada suka cita di dalam duka, bahwa Tuhan begitu mencinta Yongki, biarlah terlepas yang pergi dengan damai.
" kamu ikhlas ? "
" iya.."
" kamu mau lebih ikhlas ??"
" mau.."
" kita berdoa ya, untuk dia "
" baiklah.."
" Bapa yang baik, Bapa yang begitu mencintai kami anak - anaknya, pada hari ini, tepatnya malam ini, kabut duka mengiringi hari kami berdua, khususnya Amel sahabatku ini, karena tepat pada hari ini, KAU mengambil yongki sahabat kami untuk KAU pangku di atas sana, Ya Tuhanku, kami mohon, ampuni segala kesalahan dia, dan hapuskanlah duka di hati kami yang ditinggalkan, tetapi kuatkanlah kami untuk saling menjaga satu sama lain setelah dia pergi, biarkan kami jadi penerus mimpinya yang tertinggal, biarkan kami selalu bahagia, seperti impiannya sebelum pergi, biarkan kami yang menjadi bayangnya di dalam hidup, dan biarkan ada doa yang akan selalu terkulum untuk kamu sahabatku.
Tuhan, kami titip Yongki... amin. "
doa sudah terucap. kami yakin yongki sekarang sedang berjalan melewati taman yang indah, bergerak ke arah tangan Tuhan yang terbuka menanti kedatangannya.
kami mencintai kamu.
( kata terhenti. handphone terlepas )
the end.
( untuk yongki, sahabat kami, semoga kamu melihat kami dari atas sana, dan selalu berdoa juga buat kami... amin )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar