NAMA GUE "MPOK" MERCY

NAMA GUE "MPOK" MERCY
TULISAN-TULISAN GUE GOKIL BIN DODOL, COZ GUE MPOK MERCY.. manttaaappp...!!!!!!

MPOK YANG BATAK... MPOK YANG HORASSS...!!!!

GUE ADALAH CERMIN YANG SEBENARNYA...

GUE BERKARYA KARENA GUE MASIH HIDUP. DAN AKAN TERUS BERKARYA SELAMA GUE MASIH HIDUP..*yee kalo udah metong gimana mau berkaryanyaa....GEPLAK...!!!hihihi

ADA DUA SISI DALAM HIDUP GUE ..*efek bintang GEMINI kalee yeee...

GUE HEPI JADI " MPOK" HIDUP GUE PENUH DENGAN TERTAWA, KEGOKILAN, IDE-IDE TOLOL DALAM OTAK CERDAS GUE, DAN MATERI-MATERI GELOO YANG GAK BAKALAN BERHENTI GUE TULIS DAN... KIRIM..*pliss gue gokil tapi gak toloolll...weiittceeee... i am smart ladyy...cieeee

PEREMPUAN HITAM YANG CANTIK BIN GOKIL..ITS ME

WELCOMING HOME...

Minggu, 17 Januari 2010

SUAMI PILIHAN

Rasanya tidak mudah untuk melupakan kisah sembilan tahun saya bersama dalam cinta. Ini kisah saya bersama Ray, kekasih yang sekarang sudah berubah menjadi seorang sahabat.


Saya dahulu hanya mengenal satu orang laki – laki di dalam kehidupan. Laki – laki itu yang bernama Ray, seorang lelaki, yang selama sembilan tahun mengisi hari – hari saya, setia mengantar saya kemana saja, selalu ada kapanpun dan dimanapun saya membutuhkannya.
Itu yang sangat saya suka dari diri ray. sembilan tahun : awal awal pacaran sama - sama backstreet, sampai akhirnya orang tua sama - sama tidak peduli.
saya begitu disayang oleh ibunya ray, terlalu disayang, sampai - sampai kakak maupun kakak ipar ray menaruh cemburu pada saya. ketika ibu ray sakit, saya perempuan yang selalu mengurusinya, padahal saya bukanlah siapa – siapa.
Kasih sayang saya melebihi kasih sayang anak kandungnya kepada orang tua. sampai akhirnya ibunya ray pergi naik haji, saya juga yang bersusah payah memenuhi segala kebutuhan ibu di sana,
saya sengaja meluangkan waktu untuk membeli segala keperluan ibu, bahkan satu hari sebelum keberangkatan ibu, saya sempat bermalam dan tidur bersama ibu, memijit kaki ibu. Pada malam itu, ibu mengeluarkan kata – kata yang akhirnya membuat ikatan itu jadi putus, ibu takut pada hubungan kami yang tidak memiliki landasan agama yang sama, ibu galau. Ibu minta saya putus dengan ray, tapi ibu pegan tangan saya kuat, kata ibu, “ sampai kapanpun, kamu tetap akan jadi anak ibu.. kamu harus berjanji untuk memutuskan hubungan kamu dengan ray… berjanjilah nak..” ibu memohon dengan linangan air matanya di malam itu, permohonan yang saya sampaikan kepada ray, permohonan yang malah disambut amarah oleh ray, ray tidak bisa hidup tanpa saya, ray berteriak seperti orang gila, saya juga demikian sebenarnya, tapi tidak ada yang tahu, betapa menyakitkan hati saya, pisau ii mencabik – cabik kesetiaan saya selama 9 tahun.
Dan sebagai anak yang baik, kami pun putus.
Ibu berangkat pergi naik haji, dengan senyum yang manis dikulumnya, senyum yang teramat manis untuk aku, ketika giliran aku menyalami beliau, saya mencium ibu sambil menangis ( rasanya sama seperti mencium ibu sendiri ).

40 hari kepergian ibu ke tanah suci, tidak membuat hubungan cinta kami begitu saja terputus, cinta itu masih terus bersemi, masih sering bersama walaupun sudah bukan pasangan kekasih, tetap bermesraan di atas genteng rumah, selalu jadi ritual yang tidak terlupakan. Tempat dimana kita masih selalu bersama, selalu membawa kebahagiaan dalam setiap ciuman, padahal di kantor saya bertemu dan diperkenalkan dengan seorang lelaki bule yang bernama Clay.
Clay seorang laki - laki Belanda yang diperkenalkan oleh dina, seorang sahabat yang sudah seperti saudara sekandung. Kedatangan Clay berulang kali di kantor, ternyata bermaksud dan bertujuan lain, untuk saya, yang kebetulan memang bertugas sebagai seorang resepsionis di kantor yang megah ini.
Sementara itu, cerita lain dari tanah haji, ibunya ray masih menyempatkan diri untuk menghubungi keluarga di rumah, dan kerap menanyakan mengenai hubungan antara saya dan ray. Kerap menyelidiki, apakah kami masih sering bersama.
Sampai akhirnya, waktu berlalu, saya dan ray betul - betul berpisah, kami tidak sanggup lagi bersama, apalagi saya teringat pesan dan janji terakhir yang terucap didepan ibu.
ibu yang tidak setuju, dengan hubungan cinta mereka, ibu yang mengatakan bahwa kalau mereka terus bersama, maka akan tidak baik dan sengsaranya hidup ibu. ibu menyarankan mereka untuk segera berpisah, dan ibu menyuruh mereka untuk menjadi saudara saja.

Putus dengan Ray, membuat hidup saya menderita dan nyaris gila, begitu juga dengan Ray. Selama dua minggu saya menutup muka dan hidup saya dengan pria yang bernama Ray. Saya mulai mengalihkan pandangan saya, kepada pria bule yang tidak pernah berhenti untuk mendapatkan hati dan cinta saya, perjuangan itu membuat hati saya lumer dan luluh, sebuah perjuangan yang namanya benar cinta.
Saya mulai merasakan bahagia, dengan segala tanda cinta yang diberikan oleh Clay, padahal saya tidak membayarnya dengan memberikan tubuh saya, biasanya laki – laki bule mengharapkan hubungan yang lebih jauh lagi, ketika berpacaran.
Tapi Clay lelaki yang berbeda. Jauh berbeda. Tanpa itu semua, Clay tetap memberi saya 1000 dolar ( bukan nilai yang sedikit, tampaknya ). Dan Clay, mengejar saya amat sangat, di lain sisi, saya masih juga terus dan selalu dibayangi oleh sosok Ray, laki - laki yang, kepada dialah pertama kali saya serahkan keperawanan saya,
laki - laki yang mampu merebut hati saya.
Saya bingung.
Tidak pernah seumur saya, melihat seorang laki – laki yang mengejar saya, sampai sedemikian rupa.
Dan saya bingung, melihat wajah Ray, masih terus menari – nari di pelupuk mata say,
Saya tidak bisa menipu hati saya, Ray cinta pertama saya, dan akan selalu seperti itu, kalau Ray, tidak boleh mendapatkan hati saya, maka yang lainnya juga tidak akan pernah bisa mendapatkannya.
Titik.
Bahkan Clay tidak bisa membeli hati saya dengan lembaran dolar miliknya itu.

Untuk menghilangkan rasa strees itu, akhirnya saya memutuskan untuk sembunyi di bali. Tempat dimana saya akan bahagia bersahabat dengan ketenangan di pinggir pantai, sambil membiarkan mulut ini berasap, dan tidak ada yang berani untuk menghitung, sudah sampai pada isapan ke berapa mulut saya ini. Saya betul – betul merdeka.
Peduli setan dengan Ray.
Peduli setan dengan Clay.
Peduli setan dengan Cinta.

Asmara ternyata berkeliaran dimana – mana, karena ternyata di sudah jauh badan saya sampai di sini, saya juga bertemu dengan seorang laki – laki, laki – laki dengan wujudnya yang sangat sempurna, melebihi kesempurnaan saya mencintai Ray, dan terlalu sempurnanya cinta Clay pada saya.
Kesempurnaan yang saya kira mampu mengisi jiwa dan cinta yang kian lama kian semakin menghampa.
Walaupun akhirnya tiba saatnya saya kembali pulang ke jakarta, dilema 3 lelaki dalam hati saya belum selesai, masih sangat jelas pada ingatan saya, ketika Mike lelaki yang sempurna di bali itu, mengambil tangan saya, di malam bulan purnama, tepat di pinggir pantai, lalu pungung tangan saya diciumnya, pelan sekali, elannya bertolak belakang dengan debar hati saya, belum selesai sampai di situ, debaran jantung semakin kencang, ketika, Mike memberikan sebuah kotak keicl berwarna merah, kotak yang setelah saya buka, isinya adalah sebuah kalung berlian yang kilauannya bisa membuat saya pingsan saat itu, tapi kebahagiaan melonjak tajam dan sangat tinggi, membuat kesadaran saya begitu tinggi juga, saya masih bisa mengingat ketika Mike, melingkarkan kalung itu di leher saya, dan setelah itu, saya merasakan ada kulit yang menyentuh kulit leher saya, dan ketika saya sadar, bahwa Mike mencium leher saya, saya membalikkan kepala saya, dan membalas mencium Mike tepat di bibirnya, bibir yang langsung bahagia menerima kehadiran bibir saya ini, dan akhirnya, suara ombak yang meninggi itu, rasanya tidak bisa mengalahkan suara hati dua insan yang dimabuk cinta ini.
Tapi, kenapa rasanya masih terasa beda ? kenapa hati saya masih terus mengingat Ray dan Clay ? aduh, saya bingung.
Apakah harus saya matikan saja rasa ini, supaya mereka yang bersama - sama saling berkejaran tidak lagi menarik perhatianku, karena saya tidak tahu kepada siapa saya akan melepaskan pilihanku.
Kepada Ray, cinta pertama saya ?
Kepada Clay, yang mungkin cinta sejati saya.
Atau kepada Mike, gelora nafsu cinta saya.

Saya jadi teringat, waktu saya masih berpacaran dengan Ray, saya selalu memanjakan keluarganya dengan segala perhatian – perhatian saya, baik saat natal ataupun saat lebaran, pasti ada makanan - makanan lezat atau sepotong baju dan kaos yang akan saya bagikan untuk seluruh penghuni rumah Ray. tanpa terkecuali.
Sekarang, lama tidak bertemu Ray. Hidup saya kacau, tubuh saya kurus, semakin kurus dari bentuk yang semula sudah kurus. Saya bahagia, tapi tidak sempurna. Karena kesempurnaan hidup saya cuma ray, sekarang dia tidak ada, saya hanya ingin bertemu dengan Ray.
Tuhan memang sudah punya cerita, ketika saya mendapat kabar dari salah seorang keponakan Ray, yang juga merupakan teman bermain keponakan saya, sebuah kabar yang membuat saya terkejut setengah mati.
ibu Ray meninggal.
Dan yang lebih menyesakkan hati, ketika barang - barang almarhumah di pulangkan dari arab saudi, terlihat ada satu amplop yang bertuliskan nama saya di sana.
Amplop itu untuk saya.
ada tulisan lagi di bawahnya, tulisan yang mengatakan permintaan maaf ibu kepada saya. saya terharu. Menangis terisak – isak, seperti anak kecil. Bahkan kepada anak dan menantunya saja, ibu tidak membelikan mereka barang satu apapun, tapi kepada saya, calon menantu yang gagal, dia persembahkan sebuah kado. Masih penuh hati - hati, saya membuka amplop itu, gemuruh dada saya merasakan suatu getaran yang luar biasa hebatnya. Belum pernah saya merasa sedih bukan main seperti saat ini, dan lebih sedih lagi, bahwa ternyata amplop oleh - oleh itu berisi sebuah kalung dengan liontin berbentuk kaabah.
Ya Tuhan yesus, betapa ibu tidak pernah melupakan saya, walaupun sekarang, saya berusaha untuk melupakan anaknya. dan yang paling sangat menyayat hati adalah. Satu hari setelah kalung itu saya terima di tangan kananku. Tuhan memanggil dia untuk menghadapNYA.
ibu meninggal.
ibu meninggal di sana. di arab saudi, saat sedang naik haji.
Saya, yang cuma seorang calon menantu yang gagal, sangat bersedih bukan main. Apalagi Ray, anaknya sendiri. Setelah sudah beberapa lama tidak lagi merasakan langkah kaki di atas lantai rumah Ray, mantan kekasihku ( pedih sekali akhirnya berlabel mantan )
Saya datang untuk melihat ibu, melihat ibu untuk yang terakhir kalinya, melihat dan sekalian mencium ibu.
Saya melihat Ray yang begitu lemah berdiri menatap kaku ke arah jasad ibu. memeluk dan menyandarkan kepalanya di bahuku.
Andai saja Ray, kamu masih kekasih saya, tidak akan saya biarkan kamu berdiri di sana, saya akan membiarkan kepalamu bersandar di bahu dan air mata saya menggantikan air matamu yang sudah letih itu.
Tapi, hari ini saya, memberi penghormatan bela sungkawa saya, hanya dengan menjabat tangan kamu saja. Tidak lama kemudian, seluruh anggota keluarga Ray, berlarian dan berebut untuk memeluk dan menciumi saya, bagaikan seorang anak yang hilang.
Saya tidak tahu, apakah harus bahagia atau harus terus bersedih.
Setelah itu saya pulang.


Setelah kepergian ibu, entah setan apa yang merasuki kami, spontan kami berhubungan lagi. Hubungan yang tidak tahu apa namanya.
Hubungan yang menggantung.
Hubungan yang tidak jelas.
Sementara aku juga harus membelah perhatianku kepada seseorang di sebelah sana, seseorang yang mempunyai warna kulit dan mata yang berlainan, laki – laki bule itu, seperti tidak pernah mengenal lelah dan jera mengejar saya. lelaki yang tidak pernah memaksa saya untuk bersetubuh.
Entah terbuat apa jiwa dan hati Clay, membiarkan cintanya bergantung tanpa ada jawaban yang pasti, tapi dia tidak pernah putus asa.
Ya Tuhan, saya bingung.
Lelaki mana yang akan saya pilih. sungguh saya tidak mencintai Clay dan Mike, saya cuma mencintai Ray. Cuma Ray.
Karena Ray yang sudah menjamah tubuh saya, Ray yang sudah menyetubuhi saya, dan mengenal setiap lekuk dari tubuh saya, dan sehakikatnya adalah, bahwa Ray harus bertanggung jawab, pada tubuh saya dan SAYA..!!

Sebelumnya, biarkan saya menceritakan seorang perempuan yang bernama Dina. Dina adalah seorang sahabat buat saya, bahkan rasanya seperti saudara. Teman saya berpasangan, Apa yang Dina inginkan sebisa mungkin saya akan mewujudkannya. Kalau saya perempuan dan saya lesbi, saya pasti akan memilih Dina untuk jadi teman hidup saya, jadi begitu besarnya arti Dina buat saya.
Tapi apakah seorang teman, jika suatu ketika, cemburunya terhadap seorang sahabat yang sekarang ini bisa bersuka cita karena dompet yang selalu tebal, dan karena apapun bisa saya beli.
mampu memaksa dia ( seorang sahabat ) untuk membenci dan menghancurkan mimpi saya.
Bayangkan, Dina menceritakan perihal Clay dan Mike kepada Ray, padahal, keesokan harinya, satu hari setelah peristiwa itu, saya sudah membulat tekad saya untuk memilih Ray.
Saya memilih ray, karena memang Ray yang paling cocok untuk saya, Ray yang sangat mengerti saya. saya akan katakan pada ray, bahwa saya sangat mencintainya dan di atas cinta juga mereka berdiri dan berpijak,
Keputusan itu sudah bulat. akhirnya, saya merasa pilihanku ini sudah tepat.
besok saya harus bertemu ray.
Tapi apa daya saya, belum sempat kata bahagia itu terloncat dari mulut saya, Ray datang dan menampar saya. Bahkan selama 9 ( sembilan ) tahun kami berpacaran, Ray tidak pernah mengeluarkan kata – kata yang kotor, seperti yang diucapkannya hari ini.
Sakit hati saya menerima pipi yang memanas karena ada cetak jari - jemari tangan Ray disana.
Ray mengatai saya, ray menghadiahi saya dengan serangkaian sumpah serapah kotor, saya masih mencoba untuk bertanya, dari mana dia tahu semua rahasia ini, karena tidak ada yang pernah tahu kisah 3 orang laki - laki dalam hidup saya selain ...... Dina. Dina ??
sialan. Umpat saya dalam hati.
Ray kembali mengatai saya sebagai perempuan yang tidak baik, karena di saat dia masih berharap akan cintanya kembali, dan di saat saya seperti memberikan lampu hijau kepada hubungan mereka, ternyata saya sudah dan sedang dekat dengan seorang laki - laki bermata coklat yang bernama Clay dan seorang laki – laki yang penuh gairah dari bali yang bernama Mike.
Panas hati ray. Lebih panas juga hati saya.
Saya dikhianati.
Oleh sahabat saya sendiri.

Ini sudah kelewatan, saya teramat MARAH..!!!
Dan apakah dia juga seorang teman, kalau dia juga mengatakan hal yang sama, yang seperti dikatakannya kepada Ray, Clay juga mengalami hal yang sama, Dina menceritakan aib saya, dia katakan kalau saya sudah memiliki kekasih yang sudah berhubungan selama 9 tahun. Dan laki -laki itu bernama Ray.
Terbukti, hari ini juga belum pernah saya menerima sambungan telepon dari Clay dengan nada yang marah seperti itu.
Menurut kalian dengan Clay mengucapkan kata fuck !!! apakah itu cukup membuat kalian mengatakan bahwa Clay marah ? pastinya.
Saya kaget dan shock.
Tiba – tiba mereka semuanya menyerang saya.

Dan yang lebih hebatnya lagi, Dina ( sialan itu ) bahkan juga mengatakan hal yang sama terhadap Mike, dina sungguh keterlaluan dengan mengatakan kepada Mike, bahwa saya sudah punya kekasih yang sudah berhubungan selama 9 tahun dan juga memiliki seorang kekasih bule yang bernama Clay.
Saya memang tidak mendapatkan aroma kemarahan seperti yang saya dapatkan dari Ray maupun Clay, tetapi setelah mendapat kabar tidak baik itu, Mike langsung menghubungi saya, dan mengatakan bahwa dia tidak lagi bisa berhubungan dengan saya lagi.
Setelah itu, teleponnya seperti dimakan angin, tidak bisa dihubungi sama sekali.
itu kabar - kabar yang tidak baik.
itu penghianatan seorang sahabat.
Saya MURKA...!!!

Saya menghubungi Dina, MANTAN... sahabat saya.
Tapi saya pintar, saya tidak langsung memaki dia, saya mulai adegan saya ini dari keluhan saya kepadanya, bahwa Ray begitu berang setelah mengetahui masalah lelaki - lelaki yang dekat denganku, dan kepadanya saya tidak pernah menaruh rasa curiga sekalipun.
Saya juga bertanya pada Dina, kenapa Clay juga sampai mengetahui hal tersebut ini. dengan gampangnya dia mengucapkan, ” ohh...mungkin kabar itu dia tau dari Robert ? ” kata Dina kemudian.
hah ???
” JADI KAMU CERITAKAN SEMUANYA SAMA ROBERT PACAR KAMU ITU ? KAMU LUPA DIN, GIMANA DEKETNYA ROBERT MA CLAY, SUDAH PASTI ROBERT CERITA KE CLAY... ” saya bicara sambil teriak – teriak.

SAYA MARAH..!!!.
Dina bersumpah kalau dia khilaf.
Apalagi ketika dia juga mengakui bahwa dia juga yang mengatakan semuanya ini kepada Ray, dan juga kepada wisnu.
Semua ini dia lakukan karena kecemburuan sosial.
” AKU JUGA INGIN SEPERTI KAMU YANG BERGELIMANG HARTA, TIDAK SEPERTI ROBERT YANG TOLOL DAN MISKIN...!!!! ” dina berteriak – teriak seperti cewek kesetanan.
Ya ampun Dina, bukan salah saya kalau Clay memberi perhatian lebih pada saya dalam bentuk apapun, saya akan dengan senang hati menerima perhatiannya itu, selama dia tidak minta bayarannya dengan minta tubuh saya.
Dan Clay ternyata... terlalu baik.

Saya strees..
Berkat kecemburuan Dina ( yang sama sekali tidak beralasan ), saya tidak mendapatkan siapapun, dan mereka bertiga pergi dengan menggenggam kebencian untuk aku.
Dari pada saya gila sendirian, memikirkan laki – laki, yang saat ini mungkin juga tidak memikirkan saya lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang kampung dan menenangkan diri di sana, tepatnya di sebuah kampung yang nun jauh di sana, di pulau Samosir, Danau Toba.

Selama saya di sini, saya bahagia, saya lupa sama mereka. Saya putuskan juga untuk mengganti no handphone saya dengan nomor yang lain.
Sekalian hilang jejak saya.
Selama sebulan penuh saya akan berada di sana.

Persetan dengan semua laki - laki itu. laki - laki yang tidak akan pernah saya pilih untuk mendampingi saya. Biarlah saya di sini, hidup di sini untuk melayani Tuhan.

Sampai timbul cerita yang lainnya, suatu ketika saya iseng mengganti sim card saya yang baru dengan yang lama, yang terjadi tidak lama dari pada itu adalah,
Banyak benar bunyi sms dan miss call, juga suara inbox saya, yang semuanya bertuliskan nama Clay, suara itu juga suara Clay, suara yang memohon saya untuk kembali pulang, suara yang meminta saya untuk melupakan semuanya dan kembali kepadanya, Clay berjanji bahwa, dia tidak akan pernah peduli, akan apa yang pernah terjadi sebelumnya, yang jelas, Clay sangat putus asa dengan kata - katanya, dan akhirnya suara Claypun mulai terdengar parau, dan menangis.
Menangisi saya yang terlepas.

Cinta itu misteri yah, tidak pernah ada yang tahu, kuatnya seperti apa, sampai akhirnya, tidak ada kata yang paling tepat untuk menggambarkan perihal kejadian cinta sejati ini.
Bayangkan, ketika suatu pagi, saya keluar rumah karena mendengar suara berisik dari luar rumah, ketika ada suara memanggil saya untuk menemui laki - laki di luar rumah, dada saya koq kembali bergemuruh,
Ya Tuhan Yesus, saya hampir pingsan melihat sosok seseorang di hadapan saya, laki – laki yang baik, teramat baik, laki – laki dengan kulit berwarna pucat dan mata berwarna coklat.
Clay jauh - jauh menghampiri saya.
Clay langsung memeluk saya dan menenggelamkan saya di dalam pelukannya. Clay yang lantas menarik tangan saya dan menyuruh saya untuk pulang. Tadinya saya keraskan hati san saya batukan jiwa saya untuk tidak akan pulang ke jakarta, tetapi panggilan cinta dari mata Clay ini terlalu kuat, apalagi cinta sendiri yang sudah menjemput.
Saya pulang, bersama Ray... cinta saya.
Sepulang saya, saya sakit, tubuh saya melemah.
Saya masuk rumah sakit, informasi saya sakit, membuat Ray datang menjenguk saya. Ray kaget dan terpana ketika melihat ada Clay di sana, sedang menyuapi saya, ray menanyakan siapa laki - laki bermata coklat ini pada saya, saya mengenalkan Ray kepada Clay sebagai mantan kekasih, dan akhirnya saya memperkenalkan Clay sebagai, “ Ini Clay, pacar saya... “ senang rasanya bisa mengucapkan kata ini lagi.
Ray terlihat tidak mau menerima begitu saja perkenalan ini, dia bicara dengan mulut dan suara yang lumayan keras dan mengagetkan jantung saya dan Clay, mulailah kami beradu mulut.
Clay yang belum terlalu paham bahasa indonesia, memilih untuk mundur dan memberi kesempatan kami untuk berbicara dalam bahasa yang sama.
Sejurus kemudian, Nampak Ray minta maaf dan tetap berharap, sementara saya menerima maapnya, tetapi tidak bisa menerima Ray kembali, karena sekarang cintanya sudah benar – benar beralih kepada Clay.
Clay membiarkan kami berbicara.
Clay keluar ruangan.
Meskipun di luar, Clay tau, cinta saya cuma buat dia.

Ray MARAH dengan penolakan saya dan sejak saat itu saya tidak pernah lagi bertemu dengannya, juga dengan Mike ( kabar yang mampir ke telinga saya saat ini, adalah Mike sudah menikah dengan perempuan Bali dan menetap di sana, Puji Tuhan.. ).
Semuanya sudah berbeda sekarang.
Saya memilih Clay.
Dan saya pastikan pilihan ini untuk selamanya.

Bersama Clay, saya tidak lagi bicara cinta, tapi bicara bagaimana berbagi kasih dengan sesama keluarga saya, bukan hanya untuk saya. Karena Clay tidak hanya mencintai saya seorang, tapi Clay juga mencintai orang - orang di sekitarnya, dan orang - orang di sekitar saya.
Keluarga saya.
Akhirnya Clay yang mengangkat harkat dan martabat keluarga saya, Clay yang selalu pandai berhitung, mengalahkan Nita ( asistennya ). Nita yang mampu menghitung angka dengan jumlah angka nol yang banyak.
Sementara saya, merasa terhormat untuk mengelola beberapa bisnisnya.
Saya memilih Clay, bukan karena harta, kalaupun sekarang saya sukses... itu pasti Bonus dari Tuhan, untuk saya dan... Clay.
Amin.

Sekarang, setelah pernikahan saya dengan Ray, dan setiap kali saya melihat dua orang anak saya yang tertidur dalam gelap, di dalam kamar mungilnya ini, saya selalu merasa bersyukur akan kasihNya.
Saya berterima kasih atas segala rahmt dan cinta yang Tuhan persembahkan untuk kami. Perkenankan kami membentuk keluarga kecil bahagia ini selamanya.
Oleh karena itu, sampai kapanpun saya tidak akan pernah menyakiti hatinya Clay, dan tidak akan pernah membuat semua bahagia ini menjadi sia - sia adanya.
Sementara Clay, banyak mengerjakan bisnisnya di luar negeri dan sering meninggalkan saya, walaupun kesempatan saya untuk berselingkuh itu banyak, tapi sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh saya.
Karena, saya mencintai Clay, dia pilihan Tuhan untuk saya.

Rasa terima kasih saya, yang teramat besar untuk Clay, karena dialah, saya berhasil memiliki segalanya yang saya inginkan, semuanya yang dahulu cuma jadi mimpi, sekarang nyata, hidup dan bernyawa. Clay bukan cuma membuat keluarga kecilnya bahagia.
tetapi dia inginkan semua keluarganya bahagia.
jadi atas semua rasa yang begitu baiknya terladeni, adakah keinginan saya untuk berpaling ?
Saya sungguh mencintaimu papa Clay.
Sekarang dan selamanya.



the end.
( Selamat atas pernikahan yang indah kawan, mudah – mudahkan aku seberuntung kamu... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar