NAMA GUE "MPOK" MERCY

NAMA GUE "MPOK" MERCY
TULISAN-TULISAN GUE GOKIL BIN DODOL, COZ GUE MPOK MERCY.. manttaaappp...!!!!!!

MPOK YANG BATAK... MPOK YANG HORASSS...!!!!

GUE ADALAH CERMIN YANG SEBENARNYA...

GUE BERKARYA KARENA GUE MASIH HIDUP. DAN AKAN TERUS BERKARYA SELAMA GUE MASIH HIDUP..*yee kalo udah metong gimana mau berkaryanyaa....GEPLAK...!!!hihihi

ADA DUA SISI DALAM HIDUP GUE ..*efek bintang GEMINI kalee yeee...

GUE HEPI JADI " MPOK" HIDUP GUE PENUH DENGAN TERTAWA, KEGOKILAN, IDE-IDE TOLOL DALAM OTAK CERDAS GUE, DAN MATERI-MATERI GELOO YANG GAK BAKALAN BERHENTI GUE TULIS DAN... KIRIM..*pliss gue gokil tapi gak toloolll...weiittceeee... i am smart ladyy...cieeee

PEREMPUAN HITAM YANG CANTIK BIN GOKIL..ITS ME

WELCOMING HOME...

Jumat, 26 Maret 2010

SELAMAT JALAN BU MONICA

" bohong kan ma ? bilang sama aku, kalau mama bohong kan ? " mataku terus berair menceritakan kepergian ibu kesayangan. apalagi mata anakku. dia masih terus memukuli badanku dan menuduh aku sebagai pembohong. bukan hanya anak sulungku, mata anak bungsuku juga sama berairnya. tumpah sudah air mata kami.
" kemarin jumat, masih masuk sekolah ma, bahkan dia sempat tegur aku. senyum lagi ma.. ga bilang apapun, hanya tersenyum.kenapa guru baik itu cepat sekali perginya.. " pelukan devra di tubuhku kencang sekali, bajuku sekarang juga sudah basah oleh air matanya, yang tidak berhenti mengalir. sementara danya, anak bungsu dan adiknya, duduk di kursi dengan mata nanar ke arah kami.
" mama... bu monika, pernah jadi wali kelas aku waktu kelas 3.. " kata devra lagi mengingatkan.
" mama tahu nak, mama ingat. itu juga yang bikin mama kaget. tidak ada yang percaya sayang, tapi itulah hidup. kita tidak akan pernah tahu, apa yang terjadi nantinya. kamu berdua berdoa yah untuk ibu monic supaya tetep senyum dari surga untuk kita. danya juga ya ? " kataku pelan, membesarkan hati mereka, buah hatiku yang terluka. lukanya sama.
" ibu, juga tegur aku mama.. yuuk kita doa. " kami bertiga melingkar dan saling menggenggam tangan. mulai berdoa. doa yang mengalir pelan dan terbata dari mulutku. tangan yang mulai basah karna sedih. membuat doa yang terdengar lamat - lamat mengecil. kami berdoa sambil menangis. teringat kembali sosok ibu tercinta. ibu monica namanya.kami biarkan doa terus mengalir dan ingatan kami juga berkejaran.
mesra di ingatan.

ibu monica adalah guru. guru yang seorang ibu. yang tidak hanya memberi pelajaran tapi juga memberi cinta dan kasih. menjadi ibu kedua bagi anak - anakku dan anak - anak yang lain.
sambil terus melafalkan doa. aku teringat kisah dari murid kelasnya bu monik. yang tadi diceritakan di rumah sakit. kisah yang mungkin saja sebagai tanda.
ibu monica, sudah lama sakit. hari jumat, beliau khusu datang hanya untuk mengikuti prosesi jalan salib dan mengisi raport anak - anak muridnya. suatu kali ada cerita dari dalam kelasnya. sebut saja thomas namanya. ketika bel istirahat berbunyi. semua anak berebut keluar kelas dan singgah di kantin, mengisi perut yang lapar. membuat basah kerongkongan yang kering.
tapi thomas, tidak beranjak dari tempat duduknya. guru yang baik itu, menghampirinya, seperti biasa tersenyum,mengacak rambut thomas dan bertanya, " kenapa tidak makan thomas ? " suara yang lembut. suara dengan dialek timur yang khas, tapi tidak bernada tinggi.
thomas tengadah melihat ibu monica, dan lalu menunduk lagi, " mama, tadi lupa kasih uang jajan ibu.jadi aku tidak bisa makan. " suara thomas terdengar sedih.miris sekali.
ibu monica, mengambil sesuatu dari dalam kantong baju seragamnya. dan memberikannya kepada thomas. thomas tersenyum bahagia, " ibu, terima kasih yaa, nanti aku akan bilang sama mama, untuk mengganti uang ibu ini. " suara itu terdengar bahagia sekali.
ibu monica tersenyum dan memeluk thoma. hangat pelukannya. itu kata thomas tadi. thomas juga bercerita dengan penuh linang air mata. dia sedih mengingat uang sepuluh ribu yang ibu monica berikan sama dia, lebih sedih, karena ibu sempat mengatakan sebuah " tanda", kata ibu, " sudahlah thomas, jangan kau pikirkan mengenai uang itu, yang penting kau bisa makan yah, supaya jangan sakit. anggap jadi uang itu " KENANG - KENANGAN " dari ibu.. salam untuk mama yah.. " katanya lagi sambil terus memeluk thomas, " terima kasih ibu monica.. " setelah itu thomas pergi makan. dan memang benar. uang itu, sekarang hanya jadi kenangan. kenangan manis cinta kasih seorang ibu kepada anaknya.bukan sekedar guru.

mengingat itu, air mataku semakin deras, untaian doa ini, juga semakin mengalir. sekarang giliran devra yang mengucapkan doa untuk bu monica, tercinta. doa dari seorang anak untuk ibunya. ibu kedua. yang mengajarkan tentang hidup. sambil devra berdoa, ingatanku kembali mengalir ke masa, dimana, aku mengantarkan anak - anak latihan paduan suara. ibu monica memang guru kesenian. guru paduan suara tepatnya. suaranya bagus. baik hati dan tidak memaksakan anak - anaknya dalam bernyanyi. karena menyanyi itu menggunakan hati. dan juga keiklasan. suatu siang, di luar kelas, ibu monica memanggil aku. kami bicara. ternyata itu pembicaran terakhir dengannya ( kalau saja aku itu yang terakhir, aku akan bicara panjang dan lebar padanya... )
" mama, biarkan anak - anak mengikuti lomba paduan suara ini dengan tenang, tanpa dibebani, keinginan untuk harus menang.. " katanya lembut.
aku menganguk dan membalas katanya, " iyaa ibu, yang penting mereka dapat pengalaman hidup dan melatih mentalnya untuk bisa berhadapan dengan orang banyak " aku mengamini ucapan ibu.
sekarang, ibu pengajar paduan suara itu sudah benar - benar terkubur bersama lagu - lagu yang diajarkannya dan terkubur bersama lantunan lagu yang " nantinya " akan dibawakan oleh anak - anak didiknya. " kalau mereka menang. piala ini untuk ibu. " kataku dalam hati.
" tapi, kalau mereka kalah, perjuangan, semangat dan senyum mereka, tetap untuk ibu. " kataku lagi. dan lagi sambil menangis.

tidak ada lagi yang mengajarkan anak - anak bernyanyi. anak - anak suka bernyanyi. karena nyanyinya pake hati.

sekarang giliran danya. muka devra sudah basah oleh keringat dan airmatanya. apalagi mukaku. doa danya terdengar lebih kekanak - kanakan,tapi itulah cintanya pada ibu.

lagi - lagi, ketika doa danya masih terus mengalir, aku teringat kisah " perginya " ibu. dia sudah divonis " sakit " tapi menolak untuk diopname karena tidak punya biaya. ktanya pada pihak rumah sakit, " saya tidak punya uang, tidak apa - apa, saya pulang saja. saya punya Tuhan Yesus. Dia pasti akan sembuhkan saya. "
ibu monica tidak pernah bercerita. dia tidak mau menyusahkan orang, padahal anak - anak bahkan orang tuanya selalu menyusahkan ibu. sampai suatu ketika.

pagi - pagi, ketika ibu monica sudah melepas kepergian suami dan anak - anaknya pergi sekolah dan kerja. di rumah hanya tinggal seorang putranya yang masih sma kelas satu. dia libur karena senior kelas 3 nya sedang ujian. mulanya semuanya biasa saja. sampai ahirnya, dia terjatuh di kamar mandi. mungkin merasa pusing yang luar biasa. anaknya teriak ketakutan melihat kondisi ibu. dia menghubungi tetangga, sementara tetangganya langsung menghubungi ke pihak sekolah. dari pihak sekolah langsung membawa ibu berobat ke rumah sakit. tidak lupa mereka mengirimi uang juga.

hari itu hari senin.
anak - anak dan orang tua,yang tahu datang menjenguk ke rumah sakit. melihat ibu monica terbaring di tempat tidur, dengan selang di sekujur tubuh. tubuh yang lemas. mata yang sayu, bibir yang kering. aku hadir di situ. semua yang hadir tidak kuasa untuk tidak menangis. dan selalu menguatkan ibu monika. suami dan anak - anak ibu monica sudah ada situ. menangis dan bersedih, melihat mamanya yang baik dan pengasih itu, terbaring lemah tanpa daya apapun juga.
tidak lama, ibu monica minta dipanggilkan pastur. pastur itu datang dan memberkati ibu. yang membuat kami tercekat adalah ibu minta diurapi oleh air suci dan minta diminyaki.
oh Tuhan, itu kan tanda -tandanya ? tapi kami tepis bayangan itu. tidak mungkin. Tuhan pasti sembuhkan ibu. ibu monica kuat. ibu yang kuat.
dari atas tempat tidurnya, ibu monica mencari putrinya. dia meminta putrinya untuk menghampirinya. putrinya datang, tapi lantas tidak kuat dan pergi lagi. ibu monica terus mencari putrinya itu. dan saat itu, ya Tuhan... kondisi ibu monica sangat kritis, dia megap - megap menahan rasa sakitnya. sementara kami yang ada di ruangan itu, tidak bisa berbuat apa - apa. hanya bisa bergandengan tangan, saling memeluk dan menangis. cuma bisa menangis. Tuhan,katakan apa yang harus kami lakukan.sedih betul melihat tubuh yang lincah ketika mengiringi suara anak - anak bernyanyi. tubuh yang sehat dan suara yang menggelegar ketika bernyanyi untuk kami. tubuh itu sekarang seperti kaku tidak berdaya, bahkan sekarang menahan sakit dari dada dan pernafasannya.

tapi, ada sesuatu yang membuat tangis kami mengeras dan menjerit, ketika anak putri ibu monica dan anak - anak yang lainnya, maju ke depan. percis di depan tempat tidur ibu. mereka mulai bernyanyi lagu. lagu yang diajarkan oleh ibu monica selama ini, lagu kenangan mereka. lagu " You Raised Me Up " ... suara yang melengking indah dari mulut - mulut mereka, sempat menciptakan senyum buat kami semua, khususnya anak - anak. sejurus lagu itu terus dinyanyikan, pertahanan tubuh ibu monica berakhir. mesin detak jantung itu juga sudah mencipta garis lurus. garis lurus yang panjang.
ibu monica sayang..sudah pergi.
lagu itu terus mengalir bercampur dengan suara tangis mereka.
selesai lagu itu, putrinya ibu monica, berlari menghampiri jasad ibu dan mengguncang - guncang tubuh yang sudah kaku itu, " mama.. mama... bangun mama.. jangan pergi mama, kalau mama pergi, siapa yang akan mengajari kami buat PR.. siapa yang akan mengajari kami bernyanyi lagi mama... " suara itu berteriak - teriak tanpa peduli, suara yang penuh ketakukan akan kesendirian yang sebentar lagi akan menyergap.
aku dan orang tua murid yang ada di situ, menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana ibu guru kesayangan kami sudah pergi.. " dipanggil Tuhan "..
satu persatu kami maju ke depan tempat tidurnya dan memberikan penghormatan terakhir kami, bahkan jantung kami berdetak kencang, ketika kami menyentuh kembali dan terakhir kalinya , wajah dan tanga ibu guru tercinta. semua terdiam. menyisakan muka yang terus memucat, mata yang merah dan berair dan badan yang menghuyung, karna masih tidakpercaya. ibu yang baik hati itu sekarang sudah terbungkus kain putih seluruh badannya.
bahkan suami ibu monica, tidak habis - habisnya menangis.
kami semua merasa sangat kehilangan ibu. ibu monica yang cantik, dan baik hati.
ingatan terakhir ketika di rumah sakit itu, sungguh membuat dadaku sesak. devra dan danya masih terus berdoa " Bapa Kami " dan mulutku ini tidak berhenti melafalkan doa untuk ibu guru tersayang.

selamat jalan ibu monica. titip ibu kami di pangkuanMU yan Tuhan. biarkan kami semua yang ditinggalkannya selalu mengenang ibu kami. dan berkatilah suara anak - anak didik ibu, supaya ada atau " tanpa " ibu, akan berjanji terus bernyanyi dengan baik.
aku percaya, " di atas sana " ibu monica sedang duduk sendiri, masih tetap cantik, masih melatih anak - anak, tapi tanpa kata. hanya terus tersenyum. mungkin ibu akan menyapa lewat mimpi.

devra, danya dan aku melepaskan genggaman tangan kami. aku menghantarkan anak - anak sampai ke atas tempat tidurnya. mencium kening mereka satu persatu. lalu tersenyum seperti ibu monica.
kita merasa sangat kehilangan. air mata yang terus mengucur ini, bahkan tidak bisa mengembalikan lagi ibu ke tengah kami. setelah itu aku keluar kamar. baru sampai di pintu, aku mendengar suara devra lagi. kali ini lebih satire. dan aku yakin ibu dengar kata - kata devra dari surga di sana.

" ibu.. aku janji, akan selalu bernyanyi. walaupun bukan ibu lagi yang mengajari. tapi setiap lagu itu, akan kami nyanyikan dengan semangat yang selalu ibu ajarkan kepada kami.. " pelan devra mengucap. dan setelah itu lampu kamar mati.

aku menutup pintu kamar mereka. tapi sempat terdiam sebentar di sana. perasaan yang diaduk - aduk. sebentar - sebentar aku menengok ke belakang. aku teringat anak - anak manis yang sedang tidur di dalam sana.
" terima kasih ibu monica yang baik, walaupun ibu tidak bisa melihat mereka sampai besar, tapi aku janji akan menjadi seperti ibu, buat anak - anakku.. beristirahatlah yang kekal ibu yang baik. sampai kita bertemu di surga.. " aku kembali menangis dan berjalan ke kamarku.

aku yakin, ibu monica ada di depanku, di sekitar anak - anak..tidak pernah " pergi " karna sudah menempel di hati.
sekarang dan selamanya.



the end
( cerita ini untuk ibu monica, seorang guru paduan suara yang baik dan berbudi luhur penuh cinta, tapi yang sekarang sudah " pergi " dan duduk manis di pangkuan Bapa di Surga, melihat kami dari " atas " sambil tersenyum ) WE LOVE YOU .. IBU MONICA. ( in Memoriam )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar